Yuppp, Mick Doohan pernah bilang begitu bos.. Pembalap-pembalap yang sering jatuh lebih memiliki potensi untuk kencang daripada pembalap biasa yang kosisten (finis tapi di posisi menengah)..Ini dia buktinya..
Nostalgia ke tahun 2000, dikala Rossifumi menjadi rookie di kelas 500cc.. Paruh pertama musim selalu ia selesaikan di gravel alias gagal finis.. Baru pada paruh musim kedua, ia rajin finis podium.. Diakhir musim, ia berada di posisi ke-2 dibawah Kenny Robert Jr yang menjadi juara dunia dan mempecundangi seniornya macam Biaggi, Capirosi, Barros, dll.. Di musim berikutnya (2001), Rossi menjadi juara dunia dan merupakan juara dunia terakhir kelas 500cc..
Di musim debutnya di kelas motoGP, Stoner juga hobi jatuh, sama seperti Rossi.. Ia terlihat kesulitan menjinakkan RC211V 2006.. Di akhir musim, ia pindah ke Ducati dan langsung juara dunia di musim 2007 dengan 9 kemenangan, musim pertama mesin 800cc diperkenalkan.. Sampai 2010pun, Stoner 'hobi' jatuh, namun kalau finis, minimal ia berada di podium...
Masih ingat musim 2008 dan 2009?? Kita terbius kenekatan Jorge Lorenzo, kencang dengan manuver berani super berani dengan sedikit perhitungan, akhirnya ia hanya 'finis' di gravel.. Hampir sepanjang musim di tahun 2008 ia lalui dengan cidera.. Tapi begitu ia tampil tenang setenang musim 2010, finis terjeleknya hanya posisi ke-4.. Rossi, Stoner dan Pedrosa mampu ia kalahkan..
itu sih bukan hobi jatuh bro... tapi lagi atraksi jatuh... hehehe...
BalasHapus